Total Tayangan Halaman

Senin, 18 Juni 2012

Praktikum Psikologi Faal 3 Part 1

1.Percobaan: Pendengaran (Pengantar Aerotymponal dan Craniotymponal pada pendengaran) Nama Percobaan: Percobaan Rine, Tempat Sumber Bunyi, Pemeriksaan Ketajaman Suara. Nama Subjek Percobaan: Shiervira Ratuismana Tempat Percobaan: Laboratorium Psikologi a.Tujuan Percobaan: Untuk membuktikan bahwa transmisi melalui udara lebih baik daripada Garputala. Untuk menentukan sumber bunyi dan untuk memeriksa ketajaman pendengaran. b.Dasar Teori: Telinga sebagai indera pendengaran, memiliki kemampuan yang jauh lebih besar daripada yang dapat dibayangkan. Bunyi adalah vibrasi molekul di udara. Manusia hanya dapat mendengar vibrasi molekul antara 20 sampai 20.000 Hz (Hertz). Vibrasi berjalan melalui udara sekitar 1,238 kilometer (743mil) perjam. Hubungan antara dimensi fisik dari bunyi dan persepsi pendengaran yang dilakukan manusia terhadap bunyi yang keras tergantung dari amplitudonya, persepsi terhadap bunyi yang tinggi tergantung dari frekuensinya dan persepsi terhadap kualitas bunyi (timbre) berkaitan dengan kompleksitas vibrasi (Pinel, 1993). Telinga atau organon auditus terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian luar (auris Externa) yang terdiri dari daun telinga, cuping telinga, liang telinga dan gendang telinga (membran thympani). Lalu bagian tengah (Auris Media) yang terdiri dari Tulang Pukul (milius), Tulang Landasan (Incus) dan Tulang Sanggurdi (Stapes) serta telinga bagian dalam (Auris Interna) yang terdiri dari dua labyrinth, yaitu labyrinth Ossesus (dinding tulang) yang didalamnya terdapat serambi (vestibulum), saluran gelung (canalis semi circular), rumah siput (cochlea) dan Labyrinth Membranicus (dinding membrane) yang didalamnya terdapat sacula, otricula dan tiga buah saluran gelung dan rumah siput yang merupakan bagian yang berhubungan dengan sacula donatricula. Organon Auditus adalah alat pendengaran yang berfungsi sebagai pengindera bunyi. reseptornya adalah Organum Spirale pada Organum Vestibulo Cochlearis (menjadi mekanoreseptor). Bunyi dapat didengar oleh manusia melalui getaran bunyi . Transmisi getaran bunyi ada dua macam yaitu, Transmisi Hawa (Aerotymponal) yaitu jalannya getaran melalui penghantar hawa dan Transmisi Tulang (Craniotymponal), yaitu jalan getaran melalui penghantar tulang. Penghantar melalui tulang dapat dilakukan dengan percobaan rine, sedangkan percobaan weber menunjukkan penghantaran bunyi melalui tulang yang diteruskan dengan penghantaran melalui hawa. Pada orang tua, frekuensi tinggi sering tak terdengar karena adanya perkapuran pada bagian basis atau frekuensi tinggi sehingga tidak dapat bergetar. Kelainan ini disebut dengan PRESBYACOSIS. Ketajaman pendengaran seseorang dapat diketahui dengan alat ZPTH, yaitu suatu alat elektromagnetis yang dibawahnya ada papan logam yang dapat dinaik-turunkan. Menurut teori gelombang, bila ada getaran pada membrane thympani, maka akan diteruskan oleh endolymbphe melalui skala vestibuli dan skala thympani sehingga terdapat aliran bolak balikyang menyebabkan membrane basdakus bergetar. Jika nada tinggi, getaran ada pada serabut pendek; bila nada rendah, getaran akan terjadi pada serabut panjang. c.Alat yang digunakan: Garputala, pipa karet, stopwatch, meteran. d.Jalannya Percobaan: 1.1 Percobaan I Pegang bagian gagang garputala, lalu diketukan ke kursi. Kemudian, garputala diletakan ke atas kepala sampai getarannya hilang. Setelah getarannya menghilang, garputala diletakan di posisi depan lubang telinga. Lalu rasakan perubahan yang terjadi. Percobaan II Pegang bagian gagang garputala, lalu diketukan ke kursi. Kemudian, garputala diletakan diposisi bagian belakang telinga. Setelah getarannya menghilang, garputala diletakan di posisi depan lubang telinga. Lalu rasakan perubahan yang terjadi. 1.2 Letakan atau tempelkan pipa karet ke bagian lubang telinga. Lalu penguji memberikan tes suara dengan menekan-nekan pipa kerat ke berbagai bagian arah, untuk mengetahui bsumber bunyi yang dihasilkan berada pada posisi apa. Misalnya, penguji menekan pipa karet dibagian kanan, lalu praktikan mendengar datangnya suara dari posisi mana? Apa dari sebelah kanan, kiri atau tengah. 1.3 Penguji memberikan suara yang berasal dari stopwatch, lalu praktikan mendengarkan suara stopwatch sambil menutup salah satu bagian telinga. Kemudian, praktikan mendengarkan suara stopwatch sampai suaranya hilang dan mengatakan stop. Setelah itu, penguji mengukur panjangnya jarak praktikan dan stopwatch dengan meteran. Hasil Percobaan: 1.1 Percobaan I Ketika garputala diketukan ke kursi, ada getaran yang timbul dari garputala. Setelah diletakan di bagian depan lubang telinga terdapat suara dengungan yang sangat jelas. Percobaan II Ketika garputala diketukan ke kursi, ada getaran yang timbul dari garputala. Setelah diletakan di bagian telinga seperti ada suara bising, namun setelah diletakan di depan lubang telinga suara yang ditimbulkan tadi sudah mulai tidak terdengar lagi bahkan menghilang. 1.2 Hasil percobaan (benar) - Posisi bagian kiri - Posisi bagian kanan - Posisi bagian tengah Hasil Percobaan (salah) - Kanan - Kanan - Kanan 1.3 Hasil percobaan - Telinga sebelah kiri : 43 cm. - Telinga sebelah kanan : 30 cm. f.Hasil Sebenarnya: 1.1 Suara nada garputala yang sudah tidak terdengar ketika ditempatkan dipuncak (kepala), masih tetap terdengar ketika garputala itu ditempatkan di lubang telinga. Suara nada garputala yang sudah tidak terdengar ketika ditempatkan dibelakang telinga masih dapat terdengar ketika garputala itu ditempatkan dilubang telinga (bagian depan). 1.2 Jika masih bisa membedakan kanan atau kiri berarti normal. Membedakan bagian tengah memang cukup sulit. 1.3 Sangat dipengaruhi oleh kebisingan. Pada umumnya ukurannya 50 cm. Biasanya telinga kanan lebih jauh daripada telinga kiri dan berpengaruh pada otak kiri dan otak kanan. g.Kesimpulan Dari hasil percobaan yang saya lakukan, dapat diketahui pendengaran dapat mempengaruhi cara kerja bagian otak kanan dan otak kiri manusia. Serta mengetahui berbagai bagian dalam telinga, cara kerja telinga untuk mendengar dan mengetahui efek dari cairan endolimph dan perilimph yang terdapat didalam labirin pada telinga ketika badan digerakan. Selain itu, saya juga dapat mempraktikan bagaimana cara untuk mengetahui ketajaman pendengaran pada manusia dengan alat-alat yang mudah ditemukan sehari-hari, contohnya saja jam atau stopwatch dan lain-lainnya. h.Daftar Pustaka: John P.J Pinel.2009.Biopsychology. Terj. Biopsikologi Edisi Ketujuh. Yogyakarta. Pustaka Belajar. Puspitawati Ira. 1998. Psikologi Faal. Depok. Gunadarma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar