Total Tayangan Halaman

Selasa, 23 April 2013

tugas 2 kesehatan mental


Nama: Shiervira Ratu ismana
NPM: 16511745
Kelas: 2PA06


TOKOH-TOKOH PSIKOLOGI
A.            Psikoanalisa
B.            Behavior
C.             Humanistik

1.      CARL JUNG
- Lahir di Swiss, 26 Juli 1875.
- Aspek agama dan medis berpengaruh dalam keluarga.
- Anak ke 2 dari 3 bersaudara.
- Saat usia sekolah, Jung menyadari dua aspek terpisah dari dirinya (kepribadian 1 dan kepribadian 2).
- Interpretation of dream (pertemuan Jung dan Freud).
- Ketua International Psychoanalysis Association.
Teori Psikoanalitik
Tingkatan kepribadian, dinamika kepribadian, tipe-tipe psikologis, perkembangan kepribadian.
Tingkatan Psyche
Kesadaran (ego) sama seperti kesadaraan Freud.
Tanda-tanda: Persepsi-persepsi, ingatan-ingatan, pikiran-pikiran, perasaan sadari.
Ketidaksadaraan
A. Ketidaksadaraan Personal
- Freud's preconscious dan Unconscious.
- Pengalaman yang pernah disadari tapi dilupakan atau diabaikan (bersifat lemah).
- Materi ketidaksadaran personal "kompleks"
- Kompleks: kumpulan gagasan yang bersifat personal diwarnai dengan perasaan.
-  Mother Complex
B. Ketidaksadaran Kolektif
- Kondisi psikis yang potensial, diturunkan dari generasi ke generasi.
- Deeper level of the Unconscious.
- Komponen Struktural: Arketipe (Archetype)

Arkhetipe
Arkhetipe adalah suatu bentuk pikiran (ide) universal yang mengandung unsure emosi yang besar. Bentuk pikiran ini menciptakan gambaran atau visi yang dalam kehidupan normal berkaitan dengan aspek tertentu dari situasi. Asal usul arkhetipe merupakan suatu deposit permanent dalam jiwa dari suatu pengalaman yang secara konstan terulang selama banyak generasi. Misalnya banyak generasi yang telah melihat matahari terbit setiap hari. Pengalaman berulang yang mengesankan ini takhirnya tertanam dalam ketidaksadara kolektif dalam suatu bentuk arkhetipe dewa matahari, badan angkasa yang kuat, berkuasa dan pemberi cahaya.
No
Arketipe
Keterangan
1.
Persona
Persona adalah topeng yang dipakai pribadi sebagai respon terhadap tuntutan-tuntutan kebiasaan dan tradisi masyarakat, serta tuntutan tentang arketipenya sendiri. Ia merupakan peranan yag dibrikan masyarakat kepada seseorang yang diharapkan dimainkan dalam hidupnya. Tujuannya adalah unutk menciptakan kesan tertentu pada orang lain dan seringkali ia melupakan hakikat kepribadian sesungguhnya.
Apabila ego mengidentifikasikan diri dengan persona, maka individu menjadi lebih sadar akan bagian yang dimainkannya daripada perasaanya sesungguhnya. Ia menjasi terasing dari dirinya, dan seluruh kepribadiannya menjadi rata atau berdimensidua. Ia menjadi manusia tiruan belaka, sekedar pantulan masyarakat, bukan seorang manusia otonom.
2.
Anima dan Animus

Jung mengaitkan sisi feminis kepribadian pria dan sisi maskulin kepribadian wanita dengan arkhetipe-arkhetipe. Arkhetipe feminine pada pria disebut anima, arkhetipe maskulin pada wanita disebut animus. Arkhetipe ini ditentukan oleh kelenjar-kelenjar seks dan kromosom namun juga ditentukan pengalaman dimana pria dan wanita hidup berdampingan selama berabad lamanya.
Arkhetipe-arkhetipe tidak hanya menyebabkan masing-masing jenis menunjukkan cirri-ciri lawan jenisnya tetapi mereka juga dapat tertarik pada lawan jenisnya. Pria memahami kodrat wanita berdasarkan animanya, wanita memahami kodrat pria berdasarkan animusnya.
3.
Bayang-bayang

Bayang-bayang mencerminkan sisi binatang pada kodrat manusia. Arkhetipe bayang-bayang mengakibatkan munculnya perasaan, tindakan yang tidak menyenangakan dan patutu dicela masyrakat dalam kehidupan dan tingkah laku. Selanjutnya semua ini bisa disembunyikan dari pandangan public oleh persona atau direpresikan kedalam ketidaksadaran pribadi.
4.
Diri (self)

Arkhetipe ini mengungkapkan diri sebagai lambang, dan lambang utamanya adalah mandala atau lingkaran magis. Diri adalah tujuan hidup, suatu tujuanyang terus menerus diperjuangkan orang tetapi yang jarang tercapai. Ia memotivasikan tingkah laku manusia dn mencarikebulatan, khususnya melalui cara-cara yang disediakan oleh agama. Pengalaman religius sejati merupakan bentuk pengalaman yang paling dekat dengan ke diri (self-hood) yang mampu dicapai oleh kebanyakan manusia. Jung menemuka diri dalam penelitian-penelitian dan observasinya tentang agama Timur, dimana perjuangan kearah kesatuan dan persatuan dunia melalui praktik ritual keagamaan seperti Yoga yang jauh lebih maju daripada agama di kalangan Barat.
5.
Sikap

Jung membedakan dua sikap atau orientasi utama kepribadian, yakni sikap ekstraversi dan sikap introversi. Ekstrover adalah kecenderungan yang mengarahkan kepribadian lebih banyak keluar daripada ke dalam diri sendiri. Seorang ekstrover memiliki sifat social, lebih banyak berbuat daripada merenung dan berpikir. Ia juga adalah orang yang penuh motif-motif yang dikoordinasi oleh kejadian-kejadian eksternal.
Jung percaya bahwa perbedaan tipe kepribadian manusia dimulai sejak kecil. Jung mengtakan bahwa “tanda awal dari perilaku ekstrover seorang anak adalah kecepatannya dalam beradaptasi dengan lingkungan dan perhatian yang luar biasa, yang diperankan pada objek-objek, khususnya pada efek yang diperoleh dari objek-objek itu.  Ketakutannya pada obje-objek sangat kecil. Ia hidup dan berpindah antara objek-objek itudengan penuh percaya diri. Karena itu ia bebas bermain dengan mereka dan belajar dari mereka. Ia sangat berani. Kadang ia mengarah pada sikap ekstrem sampai pada tahap risiko. Segala sesuatu yang tidak diketahuinya selalu memikat perhatiannya.
Bentuk neurotic yang sering diderita orang ekstrover adalah hysteria. Hysteria akan semakin besar dan panjang untuk menarik perhatian orang lain dan untuk menimbulkan kesan yang baik bagi orang lain. Mereka adalah orang yang suka diperhatikan, suka menganjurkan, berlebihan dipengaruhi orang lain, suka bercerita, yang kadang mengaburkan kebenaran.
Introvert adalah suatu orientasi kedalam diri sendiri. Secara singkat seorang introvert adalah orang yang cenderung menarik diri dari kontak social. Minat dan perhatiannya lebih terfokus pada pikiran dn pengalamannya sendiri. Seorang introvert cenderung merasa mampu dalam upaya mencukupi dirinya sendiri, sebaliknya orang ekstrover membutuhkan orang lain.
Jung menguraikan perilaku introvert sebagai orang pendiam, menjauhkan diri dari kejadian-kejadian luar, tidak mau terlibat dengan dunia objektif, tidak senang berada di tengah orang banyak, merasa kesepian dan kehilangan di tengah orang banyak. Ia melakukan sesuatu menurut caranya sendiri, menutup diri terhadap pengaruh dunia luar. Ia oran gyang tidak mudah percaya, kadang menderita perasaan rendah diri, karena itu ia gampang cemburu dan iri hati. Ia mengahadapi dunia luar dengan suatu system pertahanan diri yang sistematis dan teliti, tamak sebagai ilmuan, cermat, berhati-hati, menurut kata hati, sopan santun, dan penuh curiga.
Dalam kondisi kurang normal ia menjadi orang yang pesimis da cemas, karena dunia dan manusia sekitarnya siap menghancurkannya. Dunianya adalah suatu pelabuhan yang aman. Tempat tinggalnya (rumah) adalah yang teraman. Teman pribadinya yang terbaik. Karena itu tidak mengherankan orang-orang introvert sering tampak sebagai orang yang cinta diri tinggi, egois, bahkan menderita patologis.
Salah satu tanda introvert pada diri seorang anak  adalah reflektif, bijaksana, tenggang rasa, pemalu, bahkan takut pada objek baru. Sedangkan cirri introvert pada orang dewasa adalah kecenderungan menilai rendah hal-hal atau orang lain
6.
Fungsi Psikologis Kepribadian

Perasaan adalah fungsi evaluasi, ia adalah nilai benda-benda yang bersifat positif maupun neatif bagi subjek. Fungsi perasaan memberikan kepada manusia pengalaman-pengalaman subjektifnya tentang kenikmatan dan rasa sakit, amarah, ketakutan, kesedihan, kegembiraan dan cinta. Penginderaan adalah fungsi perseptual atau fungsi kenyataan. Ia menghasilkan fakta-fakta konkret atau bentuk representasi dunia.
Intuisi adalah persepsi melalui proses-proses tak sadar dan isi di bawah ambang kesadaran. Orang-orang yang intuitif melampaui fakta-fakta, perasaan-perasaan dan ide-ide dalam mencari hakikat kebenaran. Berpikir melibatkan ide-ide dan intelek. Dengan berpikir manusia berusaha memahami hakikat dunia dan dirinya sendiri.
Pikiran dan perasaan disebut fungsi rasio karena mereka memakai akal, penilaian, abstraksi dan generalisasi. Mereka memungkinkan manusia menemukan hukum-hukum dalam alam semesta. Pendriaan dan intuisi dipandang sebagai fungsi irasional karena mereka didasarkan pada persepsi tentang hal yang konkret,khusus, dan aksidental.
.
DINAMIKA KEPRIBADIAN
Dinamika kepribadian bersifat rentan terhadap pengaruh-pengaruh dan modifikasi dari luar, ia tidak akan mencapai keadaan stabil yang sempurna, hanya bisa bersifat stabil relative.
a. Energi Psikis
Energi psikis merupakan manifestasi kehidupan, yakni energi organisme sebagai system biologis. Energi psikis lahir seperti semua energi vital lain, yakni dari proses metabolic tubuh. Energi psikis tidak dapat diukur atau dirasakan, namun terungkap dalam bentuk daya-daya actual atau potensial. Keinginan, kemauan, perasaan, perhatian,dan perjuangan adalah contoh-contoh dari daya actual dalam kepribadian;disposisi, bakat, kecenderungan, kehendak hati, dan sikap adalah contoh daya potensial.
b. Prinsip Ekuivalensi
Prinsip ekuivalensi menyatakan bahwa jika energi dikeluarkan unutk menghasilkan suatu kondisi tertentu, maka jumlah yang akan dikeluarkan itu akan muncul di salah satu tempat lain dalam sistem.
Prinsip ekuivalensi menyatakan bahwa jika energi dikeluarkan dari salah satu system, misalnya ego, maka energi itu akan muncul pada suatu system yang lain, mungkin persona. Atau jika makin banyak nilai direpresikan ke dalam sisi bayang-bayang kepribadian, maka nilai itu akan tumbuh kuat dengan mengorbankan stuktur lain dalam kepribadian.
c. Prinsip Entropi
Prinsip entropi menyatakan bahwa jika dua benda yang berbeda suhunya bersentuhan maka panas akan mengalir dari benda yang suhunya lebih panas ke benda yang suhunya leih dingin. Prinsip entropi yang digunakan Jung unutk menerangkan dinamika kepribadian menyatakan bahwa distribusi energi dalam psikhe mencari keseimbangan. Misalnya orang yang terlalu ekstrovert terpaksa mengembangkan bagian introvert dari kodratnya. Kaidah umum dalam psikologi Jungian adalah setiap perkembangan yang berat sebelah akan menimbulkan konflik, tegangan, tekanan, sedangkan perkembangan yang seimbang dari semua unsur kepribadian akan menghasilkan keharmonisan, relaksasi dan kepuasan.
d. Penggunaan Energi
Seluruh energi psikis digunakan untuk keperluan kehidupannya, dan untuk pembiakan spesies. Ini merupakan fungsi instingtif yang dibawa sejak lahir seperti lapar dan seks.
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Jung yakin bahwa manusia tetap berkembang atau berusaha berkembang dari tahap perkembangan yang kurang sempurna ke tahap perkembangan yang lebih sempurna.
a. Kausalitas versus Teleologi
Menurut pandangan ini, kepribadian manusia dipahami menurut ke mana ia pergi bukan di mana ia telah berada. Sebaliknya masa sekarang dapat dijelaskan oleh masa lampau,peristiwa sekarang adalah hasil akibat atau pengaruh dari keadaan sebelumnya. Masa sekarang tidak hanya ditentukan oleh masa lampau (kausalitas) tetapi ditentukan juga oleh masa depan (teleologi).
b. Sinkronisitas
Prinsip itu diterapkan pada peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat yang sama, tetapi peristiwa itu tidak disebabkan oleh peristiwa yang lain. Misalnya orang berpikir tentang seseorang lalu orang itu muncul, atau orang bermimpi tentang sakit atau kematian sanak keluarganya, kemudian ia mendengar peristiwa itu terjadi bersamaan dengan mimipinya itu. Jung menunjuk banyak literature tentang telepati jiwa, kewaskitaan, dan tipe-tipe lain sebagai bukti prinsip sinkronisitas.
c. Hereditas
Bagi Jung insting alamiah manusia diwariskan oleh para leluhurnya berkali-kali dan telah melewati berbagai generasi. Potensi yang diwariskan ini memiliki ragam penglaman yang sama seperti leluhur dalam bentuk arkhetipe-arkhetipe.
d. Tahap-tahap perkembangan
Dalam tahun-tahun paling awal, libido disalurkan dalam kegiatan-kegiatan yang diperlukan supaya tetap hidup. Sebelum usia lima tahun, nilai-nilai seksual mulai tampak dan mencapai puncakanya selama masa adolesen. Dalam masa muda seseorang dan awal-awal tahun dewasa, insting kehidupan dasar dan proses vital meningkat. Orang muda adalah penuh semangat, giat, impulsive, penuh gairah, dan masih banyak tergantung pada orang lain. Inilah periode kehidupan dimana orang belajar bekerja, kawin dan mempunyai anak-anak dan menjadi mapan dalam kehidupan masyarakat.
Ketika individu mencapai usia akhir 30-an atau awal 40-an terjadi perubahan nilai yang radikal. Minat-minat dan segala sesuatu yang dikejar pada masa muda kehilangan nilainya dan diganti oleh minat-minat baru yang lebih berbudaya dan kurang biologis. Orang yang berusia setengah baya menjadi lebih introvert dan kurang impulsive. Kebijaksanaan dan kecerdasan menggantikan gairah fisik dan kejiwaan. Nilai-nilai individu diterapkan dalam kegiatan social, agama, kenegarawan, filosofis. Orang menjadi lebih spiritual.

2.      ALBERT BANDURA
Albert Bandura lahir pada tanggal 4 Desember 1925,di kota kecil Mundare bagian selatan Alberta, Kanada. Dia sekolah di sekolah dasar dan sekolah menengah yang sederhana, namun dengan hasil rata-rata yang sangat memuaskan. Setelah selesai SMA, dia bekerja pada perusahaan penggalian jalan raya Alaska Highway di Yukon.
Dia menerima gelar sarjana muda di bidang psikologi dari University of British of Columbia tahun 1949. Kemudian dia masuk University of Iowa, tempat di mana dia meraih gelar Ph.D tahun 1952. Baru setelah itu dia menjadi sangat berpengaruh dalam tradisi behavioris dan teori pembelajaran.
Waktu dia Iowa, dia bertemu dengan Virginia Varns, seorang instruktur sekolah perawat. Mereka kemudian menikah dan dikaruniai dua orang puteri. Setelah lulus, dia menerukan pendidikannya ke tingkat post-doktoral di Wichita Guidance Center di Wichita, Kansas. Tahun 1953, dia mulai mengajar di Standford University. Di sini, dia kemudian bekerja sama dengan salah seorang anak didiknya, Richard Walters. Buku pertama hasil kerja sama mereka berjudul Adolescent Aggression terbit tahun 1959. Sayangnya, Walters mati muda karena kecelakaan sepeda motor. Bandura menjadi presiden APA tahun 1973, dan menerima APA Award atas jasa-jasanya dalam Distinguished Scientific Contributions tahun 1980.
Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran social (Social Learning Teory) salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari fikiran, pemahaman dan evaluasi. Ia seorang psikologi yang terkenal dengan teori belajar social atau kognitif social serta efikasi diri. Eksperimen yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak – anak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.
Teori kognitif sosial (social cognitive theory) yang dikemukakan oleh Albert Bandura menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif serta factor pelaku memainkan peran penting dalam pembelajaran. Faktor kognitif berupa ekspektasi/ penerimaan siswa untuk meraih keberhasilan, factor social mencakup pengamatan siswa terhadap perilaku orangtuanya. Albert Bandura merupakan salah satu perancang teori kognitif social. Menurut Bandura ketika siswa belajar mereka dapat merepresentasikan atau mentrasformasi pengalaman mereka secara kognitif. Bandura mengembangkan model deterministic resipkoral yang terdiri dari tiga faktor utama yaitu perilaku, person/kognitif dan lingkungan. Faktor ini bisa saling berinteraksi dalam proses pembelajaran. Faktor lingkungan mempengaruhi perilaku, perilaku mempengaruhi lingkungan, faktor person/kognitif mempengaruhi perilaku. Faktor person Bandura tak punya kecenderungan kognitif terutama pembawaan personalitas dan temperamen. Faktor kognitif mencakup ekspektasi, keyakinan, strategi pemikiran dan kecerdasan.
Dalam model pembelajaran Bandura, faktor person (kognitif) memainkan peranan penting. Faktor person (kognitif) yang dimaksud saat ini adalah self-efficasy atau efikasi diri. Reivich dan Shatté (2002) mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan pada kemampuan diri sendiri untuk menghadapi dan memecahkan masalah dengan efektif. Efikasi diri juga berarti meyakini diri sendiri mampu berhasil dan sukses. Individu dengan efikasi diri tinggi memiliki komitmen dalam memecahkan masalahnya dan tidak akan menyerah ketika menemukan bahwa strategi yang sedang digunakan itu tidak berhasil. Menurut Bandura (1994), individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan sangat mudah dalam menghadapi tantangan. Individu tidak merasa ragu karena ia memiliki kepercayaan yang penuh dengan kemampuan dirinya. Individu ini menurut Bandura (1994) akan cepat menghadapi masalah dan mampu bangkit dari kegagalan yang ia alami.
Menurut Bandura proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain sebagai model merupakan tindakan belajar. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar social jenis ini. Contohnya, seseorang yang hidupnya dan dibesarkan di dalam lingkungan judi, maka dia cenderung untuk memilih bermain judi, atau sebaliknya menganggap bahwa judi itu adalah tidak baik.

3.      Abraham H. Maslow
Abraham Maslow adalah seorang psikolog terkenal yang teman bekerja pada psikologi humanistik telah melihat ketenaran menyebar ke berbagai mata pelajaran kemanusiaan seperti geografi dan demografi. Ia terutama terkenal dengan Hierarchy-nya ‘Kebutuhan.
Abraham Harold Maslow lahir pada 1 April 1908 di Brooklyn, New York . Maslow adalah anak sulung dari tujuh bersaudara yang lahir dari imigran Yahudi Rusia. Relatif tidak berpendidikan sendiri mereka melihat belajar sebagai kunci untuk anak-anak mereka berhasil di tanah air baru mereka. Dengan demikian semua anak-anak mereka didorong untuk belajar; Abraham anak tertua didorong sangat keras karena ia diakui sebagai seorang intelektual di usia muda.
Maslow sendiri merasa bahwa masa kecilnya relatif bahagia, sendirian di lingkungan aneh dia berlindung dalam mempelajari dan buku-bukunya. Maslow menghabiskan masa kecilnya di Brooklyn. Di sekolah Maslow adalah murid ilmiah, dan berhasil mendapatkan tempat di City College of New York . Maslow awalnya belajar hukum untuk memenuhi keinginan orang tuanya, tapi ia menghadiri kuliah di Universitas Wisconsin. Di Wisconsin ia berubah tunduk ke psikologi, menerima gelar BA pada tahun 1930, gelar MA pada tahun 1931 dan Ph.D pada tahun 1934. Di Wisconsin ia dibimbing oleh Harry Harlow, seorang psikolog terkenal untuk karyanya pada monyet rhesus dan perilaku. Maslow mengembangkan melihat perilaku dominasi primata dan seksualitas.
Selama periode tentang belajar di Wisconsin, Maslow menikahi sepupunya, Bertha Goodman, dengan siapa Maslow mempunyai dua anak perempuan. Setelah Ph.D, Maslow kembali ke New York pada tahun 1935, di mana ia melanjutkan studi psikologinya di Universitas Kolombia. Bekerja dengan EL Thorndike, Maslow terus mengembangkan minatnya pada seksualitas manusia.
Pada tahun 1937 Maslow mengambil sebuah posting mengajar di Brooklyn College , di mana ia segera menemukan mentor lebih lanjut dalam Alfred Adler dan Erich Fromm. Adler dan Fromm adalah psikolog terkemuka Eropa. juga belajar dari antropolog Ruth Benedict dan psikolog Freudian Max Wertheimer Maslow. Maslow meskipun akan belajar dari mencatat perilaku mereka.
Pada tahun 1951 Maslow pindah ke Brandeis University, sebuah universitas riset Massachusetts swasta, di mana mengambil kursi dari departemen psikologi. Posisi ini memungkinkan dia untuk lebih fokus pada karya teoretisnya. Di Brandeis Maslow juga menjadi berteman dengan Kurt Goldstein, yang memperkenalkan Maslow dengan teori aktualisasi diri. Maslow tetap di Brandeis sampai 1969, sebelum yang singkat sebagai sesama di Laughlin Institute di California.
Kontribusi utama Maslow dengan psikologi adalah tangga atau piramida kebutuhan dasar, bukti menunjukkan bahwa ia awalnya datang dengan ide di tahun 1940-an. Menampilkan piramida yang beberapa kebutuhan yang lebih kuat daripada yang lain, mulai dari yang paling mendesak untuk yang paling canggih. Kelima kategori yang fisiologis (jenis kelamin, tidur, air, dll makanan), keamanan (keamanan tubuh, kesehatan, dll kerja), milik / cinta (persahabatan, keluarga dan keintiman seksual), harga diri (rasa percaya diri, menghormati orang lain dan oleh orang lain ), dan aktualisasi diri (moralitas, kreativitas dll).
Maslow adalah tokoh terkemuka dari psikologi humanistik sekolah, yang menjadi kekuatan ketiga di belakang teori Freud dan behaviorisme. Salah satu pekerjaan utama, hirarki kebutuhan, telah memastikan bahwa generasi mahasiswa psikologi dan kemanusiaan telah menemukan kebutuhan dasar setiap manusia.
Teori Maslow didasarkan atas asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal:
a.       Suatu usaha yang positif untuk berkembang.
b.      Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
Maslow berpendapat bahwa ada hierarki kebutuhan manusia. Kebutuhan dari tingkat yang lebih rendah yaitu tingkat untuk bisa survive atau mempertahankan hidup dan rasa aman, dan ini adalah kebutuhan yang paling penting. Tetapi jika secara fisik manusia secara fisik terpenuhi kebutuhannya dan merasa aman, mereka akan distimuli untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi, yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dicintai dan kebutuhan akan harga diri dalam kelompok mereka sendiri. Jika kebutuhan ini telah terpenuhi orang akan kembali mencari kebutuhan yang lebih tinggi lagi, prestasi intelektual, penghargaan estetis, dan akhirnya self-actualization.
Teori Kebutuhan Maslow
No.
Kebutuhan
Keterangan
1.
Kebutuhan Fisiologis
Ini adalah kebutuhan biologis. Mereka terdiri dari kebutuhan oksigen, makanan, air, dan suhu tubuh relatif konstan. Mereka adalah kebutuhan kuat karena jika seseorang tidak diberi semua kebutuhan, fisiologis yang akan datang pertama dalam pencarian seseorang untuk kepuasan.
2.
Kebutuhan Keamanan
Ketika semua kebutuhan fisiologis puas dan tidak mengendalikan pikiran lagi dan perilaku, kebutuhan keamanan dapat menjadi aktif. Orang dewasa memiliki sedikit kesadaran keamanan mereka kebutuhan kecuali pada saat darurat atau periode disorganisasi dalam struktur sosial (seperti kerusuhan luas). Anak-anak sering menampilkan tanda-tanda rasa tidak aman dan perlu aman.
3.
Kebutuhan Cinta, sayang dan kepemilikan
Ketika kebutuhan untuk keselamatan dan kesejahteraan fisiologis puas, kelas berikutnya kebutuhan untuk cinta, sayang dan kepemilikan dapat muncul. Maslow menyatakan bahwa orang mencari untuk mengatasi perasaan kesepian dan keterasingan. Ini melibatkan kedua dan menerima cinta, kasih sayang dan memberikan rasa memiliki.
4.
 Kebutuhan Esteem
Ketika tiga kelas pertama kebutuhan dipenuhi, kebutuhan untuk harga bisa menjadi dominan. Ini melibatkan kebutuhan baik harga diri dan untuk seseorang mendapat penghargaan dari orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk tegas, berdasarkan, tingkat tinggi stabil diri, dan rasa hormat dari orang lain. Ketika kebutuhan ini terpenuhi, orang merasa percaya diri dan berharga sebagai orang di dunia. Ketika kebutuhan frustrasi, orang merasa rendah, lemah, tak berdaya dan tidak berharga.
5.
Kebutuhan Aktualisasi Diri
Ketika semua kebutuhan di atas terpenuhi, maka dan hanya maka adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri diaktifkan. Maslow menggambarkan aktualisasi diri sebagai orang perlu untuk menjadi dan melakukan apa yang orang itu “lahir untuk dilakukan.” “Seorang musisi harus bermusik, seniman harus melukis, dan penyair harus menulis.” Kebutuhan ini membuat diri mereka merasa dalam tanda-tanda kegelisahan. Orang itu merasa di tepi, tegang, kurang sesuatu, singkatnya, gelisah. Jika seseorang lapar, tidak aman, tidak dicintai atau diterima, atau kurang harga diri, sangat mudah untuk mengetahui apa orang itu gelisah tentang. Hal ini tidak selalu jelas apa yang seseorang ingin ketika ada kebutuhan untuk aktualisasi diri.


Selasa, 02 April 2013

Kesehatan Mental


Nama : Shiervira Ratuismana
Npm : 16511745
Kelas : 2PA06
Konsep-Konsep Dimensi Kesehatan

A.        Definisi Kesehatan
                                               
Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek. Ini juga merupakan tingkat fungsional dan atau efisiensi metabolisme organisme, sering secara implisit manusia. Apa arti sehat? Sehat sendiri dalam kamus besar bahasa indonesia mempunyai arti kondisi seseorang dimana bagian dari diri nya dapat bekerja dengan baik satu sama lain. Sehat sendiri adalah anugerah yang diberi tuhan kepada manusia yang tak ternilai harganya, tetapi kita sering tidak menjaga nikmat tuhan tersebut. Terkadang menforsir badan kita melakukan perkerjaan yang sebenarnya badan kita mampu lagi melakukannya dan membuat badan kita tidak sehat lagi.
Aspek psikis manusia pada dasarnya merupakan suatu kesatuan dengan system biologis. Karena itulah aspek psikis tidak dapat dipisahkan dari aspek yang lain dalam melihat manusia. Ada beberapa aspek psikis yang turut berpengaruh terhadap kesehatan mental, yaitu pengalaman awal, proses pembelajaran, kebutuhan dan faktor psikologis lain. Kesehatan mental adalah terhindarnya individu dari simtom-simtom neurosis dan psikosis. Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain, dan masyarakat di mana ia hidup. Sehat juga bukan hanya fisik atau jasmani saja, tetapi sehat juga termasuk sehat mental atau rohani dalam diri manusia itu sendiri. Dan sekarang saya akan menjelaskan konsep sehat berdasarkan dimensi-dimensinya antara lain dimensi emosi, dimensi intelektual, dimensi sosial, dimensi fisik, dan dimensi spiritual.

B.      Macam-Macam Dimensi Kesehatan

1.      Dimensi Emosi
            Orang yang sehat secara emosi adalah orang yang mampu mengontrol reaksi emosi atau eksperesinya seperti eksperesi menangis, sedih, bahagia, kacau, over-sensitive, histeris, depresi, optimis dan mampu mempertanggungjawabkan ekspresi-ekspresi tersebut dan tidak memperlihatkan ekspresi tersebut secara berlebihan.
2.   Dimensi Intelektual
     Orang yang dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik, dengan kepala dingin atau dengan pikiran yang tenang, dapat menyelesaikan masalahnya sendiri dan memilki nalar yang baik dalam memecahkan masalah atau mengambil keputusan.
3.      Dimensi Sosial
     Orang yang sehat secara sosial adalah orang yang mampu berinteraksi dengan baik dengan orang lain, lingkungan sekitarnya, kelompok dan organisasi, dan dapat membangun hubungan baik dengan sesama dan dapat membangun kerja sama yang baik.
4.      Dimensi Fisik
     Orang yang tidak memiliki penyakit atau mengeluh sakit pada tubuhnya,dan organ organ pada tumbuh nya normal,dan organ organ pada tubuh nya berfungsi dengan baik.
5.      Dimensi Spiritual
     Orang yang sehat secara spiritual adalah orang yang yang mengikuti ajaran-ajaran agamanya, menjauhi yang apa yang dilarang agamanya dan bila mempunyai masalah hanya meminta pertolongan kepada tuhan untuk menyelesaikan masalahnya.

Kesimpulan :
     Dari konsep sehat berdasarkan dimensi dimensinya antara lain dimensi emosi, dimensi intelektual, dimensi sosial, dimensi fisik dan dimensi spiritual dimensi-dimensi tersebut memilik satu kesatuan, seseorang yang sehat mental harus mengontrol emosi yang ada pada diri seseorang. Seseorang yang memilki intelektual yang baik, maka ia bisa mengontrol emosinya dengan baik dan bisa menmbangun interaksi atau hubungan yang baik dengan lingkungan sekitarnya serta dapat membangun kerja sama yang baik.
     Kesehatan fisik seseorang juga bisa mempengaruhi emosi, bila seseorang sedang berada dalam kurang sehat, biasanya ia akan kurang menjaga emosinya. Aspek psikis manusia pada dasarnya merupakan suatu kesatuan dengan sistem biologis. Karena itulah aspek psikis tidak dapat dipisahkan dari aspek yang lain dalam melihat manusia. Ada beberapa aspek psikis yang turut berpengaruh terhadap kesehatan mental, yaitu pengalaman awal, proses pembelajaran, kebutuhan dan faktor psikologis lain.

Teori Kepribadian Menurut Para Tokoh-Tokoh

A.            Sigmund Freud 
Konsep dari teori Freud yang paling terkenal adalah tentang adanya alam bawah sadar yang mengendalikan sebagian besar perilaku. Selain itu, dia juga memberikan pernyataan bahwa perilaku manusia didasari pada hasrat seksualitas (eros) yang pada awalnya dirasakan oleh manusia semenjak kecil dari ibunya.
Pengalaman seksual dari Ibu, seperti menyusui, selanjutnya mengalami perkembangannya atau tersublimasi hingga memunculkan berbagai prilaku lain yang disesuaikan dengan aturan norma masyarakat atau norma Ayah. Namun dalam perjalanannya setelah kolega kerjanya Alferd Adler, mengungkapkan adanya insting mati di dalam diri manusia, walaupun Freud pada awalnya menolak pernyataan Adler tersebut dengan menyangkalnya habis-habisan, namun pada akhirnya Freud pun mensejajarkan atau tidak menunggalkan insting seksual saja yang ada di dalam diri manusia, namun disandingkan dengan insting mati (Thanatos). Walaupun begitu dia tidak pernah menyinggung asal teori tersebut sebetulnya dikemukakan oleh Adler awal mulanya.
Tahap-tahap dalam teori perkembangn kepribadian Sigmund Freud 
Freud membagi beberapa fase perkembangan kepribadian dalam beberapa fase:
No
Macam-macam fase
Keterangan
1.
Fase Oral
Pada tahap oral, sumber utama bayi interaksi terjadi melalui mulut, sehingga perakaran dan refleks mengisap adalah sangat penting. Mulut sangat penting untuk makan, dan bayi berasal kesenangan dari rangsangan oral melalui kegiatan memuaskan seperti mencicipi dan mengisap
2.
Fase Anal
Pada tahap anal, Freud percaya bahwa fokus utama dari libido adalah pada pengendalian kandung kemih dan buang air besar. Konflik utama pada tahap ini adalah pelatihan toilet – anak harus belajar untuk mengendalikan kebutuhan tubuhnya. Menurut Sigmund Freud, keberhasilan pada tahap ini tergantung pada cara di mana orang tua pendekatan pelatihan toilet
3.
Fase Phalic
Pada tahap phallic , fokus utama dari libido adalah pada alat kelamin. Anak-anak juga menemukan perbedaan antara pria dan wanita. Freud juga percaya bahwa anak laki-laki mulai melihat ayah mereka sebagai saingan untuk ibu kasih sayang itu.
4.
Fase Latent
Periode laten adalah saat eksplorasi di mana energi seksual tetap ada, tetapi diarahkan ke daerah lain seperti pengejaran intelektual dan interaksi sosial. Tahap ini sangat penting dalam pengembangan keterampilan sosial dan komunikasi dan kepercayaan diri.
5.
Fase Genital
Pada tahap akhir perkembangan psikoseksual, individu mengembangkan minat seksual yang kuat pada lawan jenis. Dimana dalam tahap-tahap awal fokus hanya pada kebutuhan individu, kepentingan kesejahteraan orang lain tumbuh selama tahap ini.

   Kepribadian manusia terdiri dari tiga elemen yang berinteraksi secara dinamis. Ketiga elemen itu adalah id,ego,dan super ego.
-   Id adalah subsistem kepribadian yang asli yang dimiliki individu sejak lahir, karna itu biasanya disebut sebagai subsistem kepribadian yang primitif. Freud berpandangan bahwa kerja id adalah atas dasar prinsip kenikmatan (pleasure principles). Tempat id ini pada bagian ketidak sadaran (unconscious) dan secara langsung berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang tanpa disadari.
- Super ego adalah bagian lain dari struktur kepribadian.lawan dari id, yaitu bagian dari struktur kpribadian yang di kembangakan dari kebudayaan, nilai-nilai sosial dan proses pendidikan dari orang tua. Super ego terbentuk karena adanya interaksi dengan lingkungan sosianya. Super ego selalu berada pada tingkat kesadaran (conscious) dan dapat pula berada pada ambang sadar (preconsiousness). Terbentuk sejak anak-anak dan terus berkembang hingga dewasa.
- Ego merupakan bagian dari struktur kepribadian yang juga penting bagi kepribadian manusia. Ego merupakan mediator antara dorongan-dorongan biologis yang dating dari id dengan tuntutan moral dari super ego.prinsip kerja ego adalah realitas. Ego ini mengendalikan tuntutan instinktif dan pertimbangan moral.
             Saat id bekerja, ego mulai berfungsi. Namun tidak semua kebutuhan dan keinginan dari id dapat langsung di penuhi, ada factor super ego yang berfungsi sebagai kode moral selalu mengendalikan dorongan dorongan itu. Egolah yang membuat keputusan terhadap perilaku individu, apakah melakukan sebagaimana dorongan nya atau menolak dorongannya sejalan dengan super egonya atau kompromi-kompromi di antara keduanya. Seseorang yang terlalu lemah atau terlalu kuat egonya di pengaruhi oleh id. Sementara jika terlalu kuat pengaruh superegonya maka akan cenderung menghalang-halangi pemenuhan keinginan-keinginan instinknya. Namun jika egonya sangat kuat, maka akan membuat keputusan yang rasional dan realistic.
            Menurut freud ada tiga macam kecemasan yang mungkin terjadi yang kecemasan neoritik (neurotic anxiety),kecemasan realitas (reality anxiety) dan kecemasan moral (moral anxiety). Kecemasan neoritik yaitu kecemasan individu akibat khawatir tidak mengatasi atau menekan keinginan primitifnya. Kecemasan realitas adalah kecemasan yang terjadi akibat ketakutannya menghadapi realitas dan kecemasan moral adalah kecemasan akibat rasa bersalah dan ketakutan dihukum oleh nilai-nilai yang ada pada nalurinya.
      Untuk menghindari kecemasan itu, kemudian individu berusaha menghindarinya. Caranya menggunakan mekanisme pertahanan diri yaitu represi, proyeksi, reaksi formasi, fiksasi, regresi, penolakan, rasionalisasi, salah sasaran dan introjeksi. Simtom-simtom itu dapat berkembang menjadi gangguan bgi individu jika dipertahankan terus menerus. Lemah ego bgi individu sangat berkaitan dengan pembentukan awal. Pembentukan awal yang kurang tepat membuat anak tidak dapat memiliki cara penanganan yang tepat terhadap masaalah yang dihadapi dan dapat berakibat gangguan mental bagi anak.
B.            Erik H. Erikson
Erikson menjadi terkenal karena upayanya dalam mengembangkan teori tentang tahap perkembangan manusia yang dirintis oleh Freud. Erikson menyatakan bahwa pertumbuhan manusia berjalan sesuai Prinsip Epigenetik yang menyatakan bahwa kepribadian manusia berjalan menurut delapan tahap. Berkembangnya manusia dari satu tahap ke tahap berikutnya ditentukan oleh keberhasilannya atau ketidakberhasilannya dalam menempuh tahap sebelumnya.
Pembagian tahap-tahap ini berdasarkan periode tertentu dalam kehidupan manusia: bayi (0-1 tahun), balita (2-3 tahun), pra-sekolah (3-6 tahun), usia sekolah (7-12 tahun), remaja (12-18 tahun), pemuda (usia 20-an), separuh baya (akhir 20-an hingga 50-an), dan manula (usia 50-an dan seterusnya). Masing-masing tahapan juga memiliki tugas perkembangan sendiri yang bersifat  psikologi sosial. Misalnya saja, pada usia bayi tujuan psikososialnya adalah menumbuhkan harapan dan kepercayaan. Kemudian bila tujuan ini tak tercapai, maka bayi itu akan lebih didominasi sifat penakut
Tahap-tahap dalam teori perkembangn kepribadian Erik-Erikson
Krisis Ego
TahapanErikson
Keterampilan Ego yang diperoleh
Usia
Rasa Percaya Vs tidak percaya
Oral
Harapan
Bayi
Otonomi Vs Rasa malu dan ragu
Anak
Kemauan
Masa kanak-kanak awal
Inisiatif Vs Rasa bersalah
Phalic
Tujuan
Masa kanak-kanak awal – menengah
Produktif Vs Inferioritas 
Latensi
Kompetensi
Masa kanak-kanak menengah akhir
Identitas Vs kebingungan peran
Genital
Kesetiaan
Masa remaja
Keintiman Vs Kesendirian
Tidak Ada 
Cinta
Dewasa muda
Generativitas Vs Stagnansi
Tidak ada 
Perhatian
Dewasa menengah
Integritas Ego Vs Keputusasaan
Tidak ada 
Kebijaksanaan
Dewasa akhir

No.
Krisis Psikologi Sosial
Keterangan
1.
Rasa percaya Vs Rasa tidak percaya
Dalam tahap ini, anak (bayi) berusaha untuk mendapatkan pengasuhan, kehangatan dan ekspresi yang menyenangkan. Jika berhasil Anak akan mengembangkan kemampuan untuk dapat mempercayai dan mengembangkan asa. Jika terdapat gangguan Membuat sang anak mengembangkan rasa tidak percaya dan merasa terabaikan.
2.
Otonomi Vs Rasa malu dan ragu
Dalam tahap ini anak akan belajar bahwa dirinya memiliki kontrol atas tubuhnya tetapi orang tua harus menuntun namun tidak dengan perlakuan yang kasar. Jika berhasil pada tahap ini, akan menghasilkan anak yang dapat mengetahui perbedaaan antara benar dan   salah, dan hampir selalu mau dan mampu untuk memilih yang benar. Kontrol berlebih dari orang tua yang sering memberi hukuman membuat anak mengembangkan perasaan “saya selalu salah, saya selalu tidak baik, saya tidak tau menjadi sukses dan berhasil” dalam dirinya.
3.
Produktif vs Inferioritas
Pada tahap ini, akan belajar untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan dari menyelesaikan tugas-khususnya tugas-tugas akademis.
4.
Identitas vs Kebingungan Peran
Pada tahap ini, remaja bereksperimen dengan berbagai macam peran yang berbeda sambil mencoba mengintegrasikannya dengan identitas yang ia dapatkan dari tahap tahapan sebelumnya. Penyelesaian yang sukses pada tahap ini akan menciptakan anak yang memiliki perasaan akan diri yang jelas dan multifaset-seseorang yang telah berhasil menyatukan banyak peran menjadi ‘identitas” tunggal dirinya. Kebingungan identitas-ketidakpastian mengenai kemampuan, asosiasi, dan tujuan masa depan individu; krisis identitas (identity crisis). Kegagalan penyelesaian krisis ego ini akan menciptakan individu yang terus memili krisis identitas-seseorang yang tidak yakin siapa dirinya dan selalu berusaha keras untuk mencari tahu siapa dirinya.
5.
Keintiman vs Kesendirian
Dalam tahap ini, orang dewasa mudah mempelajari cara berinteraksi dengan orang lain secara mendalam. Tujuan: mencari hubungan dengan sesama yang emmiliki banyak kesamaan, khususnya untuk membentuk hubungan asmara dengan pasangan. Ketidak mampuan untuk membentuk ikatan sosial yang kuat akan menciptakan rasa kesepian. Dalam tahap ini, orang dewasa muda mempelajari cara berinteraksi dengan orang lain secara mendalam.
6.
Generativitas Vs Stagnasi
Pada tahap ini, individu menyerahkan dirinya pada orang lain, Bentuknya membesarkan dan mengasuh anak atau kegiatan sosial. Idenya adalah memberikan sesuatu pada dunia sebagai balasan dari apa yang telah dunia berikan pada dirinya. Ketidakmampuan untuk memiliki pandangan generatif akan menciptakan perasaan bahwa hidup ini tidak berharga dan membosankan.
7.
Integritas Ego Vs Keputusasaan
Pada  tahap usia lanjut ini individu memperoleh kebijaksanaan dari pengalaman-pengalaman hidupnya dan mereka juga dapat mengingat kembali masa lalu dan melihat makna,ketentraman dan integritas.

C.            Gordon W. Allport

Dua ciri teori motivasi dari Allport adalah penolakannya terhadap masa lalu sebagai elemen penting motivasi dan pendapatnya yang kuat mengenai pentingnya proses kognitif seperti tujuan (intention) dan rencana (planning) dari motivasi orang dewasa. Manusia pertama – tama adalah makhluk sadar dan rasional, bukan berdasarkan apa yang diharapkannya dapat dicapainya, bukan berdasarkan keinginan primitif atau berdasarkan limbah pengalaman traumatik masa lalu. Indikator terbaik tentang apa yang akan dilakukan orang sekarang dan masa yang akan datang adalah intensi orang itu. Motif primitif mungkin berlaku pada bayi, namun sesudah dewasa terjadi perubahan. Motif yang membimbing tingkah laku dewasa berbeda total dengan motif yang membimbing tingkah laku bayi.

Sturuktur Kepribadian Gordon W . Allport
No.
Macam-macam stuktur
 Keterengan
1.
Sifat (Trait)
Di dalam kepribadian terdapat sifat dasar yakni : (Nyata, Berkembang, Fleksibel, Empirik dan Kemandirian yang relatif). Nah dari 5 sifat dasar ini, terdapat sifat umum dan sifat khusus yang berkembang pada tiap-tipa sifat dasar.
2.
Traits-Habit-Atitud
Dalam struktur ini, dinyatkan bahwa kepribadian dapat dibentuk karena sifat dasar, kebiasaan, sikap dalam menghadapi sesuatu, dan kategori nomotetik.
3.
Trait dan Konsistensi Pribadi
Stuktur ini mengarah pada praktikum stimulus-respon. dia membagi atas 3 trait didalamnya. yaitu (gregorius=suka berteman);(shyness=pemalu) dan (self esteem=kepercayaan diri).
4.
Propium
Propium ini adalah struktur yang membahas tentang perkembangan baik itu dalam emosi, kecakapan individu, kemampuan persepsi dan tujuan hidup seseorang. Perkembangannya sama dengan perkembangan sigmund freud, ia membaginya dalam 5 tahap yaitu Oral, Anal, Phalic, Laten dan Genital.
5.
Motivasi
Kekuatan dari stuktur notivasi dalam pribadi menurut Gordon allport berbeda dengan yang lain, dimana ia mengatakan bahwa yang paling menunjang dala motivasi ialah kemampuan kognitif dan perencanaan hidup. Dari dua hal itu, ia mampu membentuk motivasi dalam dirinya karena ia telah memiliki kemampuan kognitif dan perencanaan.
6.
Otonomi Fungsional
Otonomi fungsional adalah struktur yang membahas tentang keanekaragaman pribadi. Kenapa ada yang suka membaca? Kenapa ada yang suka Melukis? itulah yang disebut dengan keanekaragaman pribadi yang dibagi dalam dua tingkat otonomi yaitu: Kebiasaan dan Minat. 

Kebiasaan adalah struktur yang terbentuk dari keterikatan lingkungan kita. Misalnya jika kita tinggal di lingkungan yang banyak pemain bola, maka kita akan ikut juga untuk bermain   bola, sedangkan Minat adalah stuktur yang terbentuk dari kesadaran akan target yang kita inginkan.


Daftar Pustaka
Feist J. & Feist J. G. Theory of personality Seven Edition. McGraw-Hill
Feist J. & Feist J. G. Psikologi Kepribadian Buku 1. Salemba Humanika