Total Tayangan Halaman

Sabtu, 18 Januari 2014

Softskill – Tugas ke IV

Psikologi Manajemen

Definisi Komunikasi
Ditinjau dari etimologi, komunikasi berasal dari kata communicare yang berarti “membuat sama”. Definisi kontemporer menyatakan bahwa komunikasi berarti “mengirim pesan”. Menurut Effendy (2003) istilah komunikasi (communication) berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna.
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Pengertian tersebut mengidentifikasikan kepada kita bahwa yang termasuk unsur-unsur komunikasi adalah komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya. Menurut Brown, komunikasi merupakan proses pengiriman ide atau pikiran dari satu orang ke pada orang lain, dengan tujuan untuk menciptakan pengertian dalam diri orang lain yang menerimanya.
Menurut Chaplin, Komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan berita atau sinyal. Sedangkan menurut Davis, Komunikasi adalah proses penyaluran informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain.
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupkan upaya yang dilakukan oleh manusia, untuk mendapatkan pengertian yang sama yang dilakukan dengan bantuan simbol-simbol
                                                                 
Proses Komunikasi
Proses komunikasi Philip Kotler dalam bukunya, Marketing Management, berdasarkan paradigma Harold Lasswell menampilkan model proses komunikasi. Model ini secara lebih jelas bisa dilihat dalam gambar berikut: Unsur-unsur dalam proses komunikasi ini melipuiti:
a.       Sender: Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.
b.      Encoding: Penyandaian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang.
c. Message: Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.
d.      Media: Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.
e.   Decoding: Penguraian sandi, yakni proses di mana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
f.       Receiver: Komunikan yang menerima pesan dari komunikator.
g.      Response: Tanggapan, seperangkat reaksi dari komunikan setelah diterpa pesan.
h.   Feedback: Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.
i.     Noise: Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

Model komunikasi di atas menegaskan faktor-faktor kunci dalam komunikasi efektif. Komunikator harus tahu khalayak mana yang akan dijadikannya sasaran dan tanggapan apa yang diinginkannya. Ia harus terampil menyandi pesan dengan memperhitungkan bagaimana komunikan biasanya mengurai sandi pesan. Komunikator harus mengirimkan pesan melalui media yang efisien dalam mencapai khlayak sasaran.
Proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati.

Hambatan Komunikasi
Hambatan dari Proses Komunikasi
·         Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional sehingga mempengaruhi motivasi, yaitu mendorong seseorang untuk bertindak sesuai dengan keinginan, kebutuham atau kepentingan.
·         Hambatan dalam penyandian atau simbol, Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
·         Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan. Pada situasi pasca gempa tersebut jaringan listrik dan telekomunikasi terputus sehingga untuk menyampaikan dan menyalurkan pesan baik dari para korban kepada pemerintah/tim rekonstruksi maupun sebaliknya.
·         Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima.
·         Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima / mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
·         Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.

Definisi Komunikasi Interpersonal Efektif
Menurut Muhammad (2005) Komunikasi Interpersonal merupakan proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya (komunikasi langsung).
Komunikasi efektif merupakan komunikasi yang dilakukan komunikator (pengirim) untuk menyampaikan pesan dengan jelas, benar dan baik. Serta menggunakan unsur lain yang digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi seperti handal dalam mengomunikasikan informasi.

Karakteristik Komunikasi Interpersonal mencangkup dari:
a.       Isi pesan dan hubungan informasi yang ingin disampaikan.
b.      Partisipasi dan saling mempengaruhi
c.       Ada hubungan saling ketergantungan
d.      Tidak dapat ditarik kembali.

Prinsip Komunikasi Interpersonal
a.       Personalitas hubungan
b.      Empati
c.       Saling menghargai
d.      Menjaga keterbukaan dan iklim yang mendukung
e.       Memperlihatkan tingkah laku saling percaya
f.       Memperkuat


Lebih dahulu didefinisikan, komunikasi interpersonal sendiri adalah sebuah proses penyampaian pikiran-pikiran / informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu (biasanya dalam komunikasi diadik), sehingga orang lain tersebut mengerti apa yang dimaksud oleh penyampaian pikiran-pikiran / informasi.
Komunikasi interpersonal merupakan aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan cara untuk menyampaikan dan menerima pikiran-pikiran, informasi, gagasan, perasaan dan bahkan emosi seseorang sampai pada titik tercapainya pengertian yang sama antara komunikator dan komunikan. Efektivitas komunikasi bertujuan meningkatkan kesamaan arti antara pesan yang dikirim dengan pesan yang diterima.
Komunikasi interpersonal dikatakan efektif apabila memenuhi tiga persyaratan utama, yaitu :
·         Pengertian yang sama terhadap makna pesan indikator  komunikasi dikatakan efektif adalah makna pesan yang dikirim oleh komunikator sama dengan makna pesan yang diterima oleh komunikan.
·         Melaksanakan pesan sukarela
Indikator komunikasi interpersonal yang efektif adalah bahwa komunikasi menindaklanjuti pesan tersebut dengan perbuatan dan dilakukan secara sukarela, tidak karena dipaksa.
·         Meningkatkan kualitas hubungan antar-pribadi
Efektivitas dalam komunikasi interpersonal akan mendorong terjadinya hubungan yang positif terhadap rekan keluarga dan kolega.

Komunikasi Interpesonal Efektif dalam Organisasi mencakup
-          Componential
Saluran formal. Yaitu salurang yang telah ditetapkan oleh organisasi. Pesan-pesan mengalir ke dalam tiga arah, yaitu ke bawah, ke atas, dan ke samping. Pesan-pesan ke bawsah terutama berisi informasi yang perlu bagi staf manapun untuk melaksanakan tugas mereka, seperti kebijakan-kebijakan dan prosedur, perintah dan permintaan yang diturunkan ke tingkat yang tepat dalam jenjang hirarki.
Saluran informal. Yaitu saluran terbentuk dari kesamaan kepentingan diantara orang-orang dalam organisasi. Selentingan merupakan saluran yang sangat ampuh. Diperkirakan dibutuhkan para manajer dalam membuat perencanaan diperoleh melalui selentingan.
Jadi jika ingin berkomunikasi dengan efektif, harus memahami saluran formal dan saluran informal terlebih dahulu (Ludlow, R, & Ferguson, 2000).

-          Situational
Adanya konteks fisik dan konteks sosial. Lingkungan fisik meliputi objek-objek fisik tertentu. Banyak aspek komunikasi dapat mempengaruhi komunikasi-kenyamanan atau ketidaknyamanan. Kemudian adanya konteks sosial menentukan hubungan sosial antara sumber dan penerima, perbedaan posisi memengaruhi proses komunikasi, dan sering lingkungan fisik menentukan konteks sosial (Mulyana & Jalaluddin, 1990).





Daftar Pustaka

Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu komunikasi; Teori dan Praktek. Bandung: Rosda.
Lasswell, Harold D. (1972). The structure and function of communication in society
dalam Wilbur Schramm, ed. Mass communication. Urbana – Chicago: University of
Illinois Press.
     Mulyana, D, Drs. (2009). Ilmu komunikasi : Teori dan praktek. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
     Effendy, O. (1999). Ilmu komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya