Psikologi
Manajemen
Definisi Komunikasi
Ditinjau dari etimologi, komunikasi berasal dari
kata communicare yang berarti “membuat sama”. Definisi kontemporer menyatakan
bahwa komunikasi berarti “mengirim pesan”. Menurut Effendy (2003) istilah
komunikasi (communication) berasal dari kata latin communication, dan bersumber
dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna.
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.
Pengertian tersebut mengidentifikasikan kepada kita bahwa yang termasuk
unsur-unsur komunikasi adalah komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi
(pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling
mempengaruhi di antara keduanya. Menurut Brown, komunikasi merupakan proses
pengiriman ide atau pikiran dari satu orang ke pada orang lain, dengan tujuan
untuk menciptakan pengertian dalam diri orang lain yang menerimanya.
Menurut Chaplin, Komunikasi adalah proses pengiriman
dan penerimaan berita atau sinyal. Sedangkan menurut Davis, Komunikasi adalah
proses penyaluran informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain.
Berdasarkan beberapa
penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupkan upaya yang
dilakukan oleh manusia, untuk mendapatkan pengertian yang sama yang dilakukan
dengan bantuan simbol-simbol
Proses Komunikasi
Proses
komunikasi Philip
Kotler dalam bukunya, Marketing Management, berdasarkan paradigma Harold
Lasswell menampilkan model proses komunikasi. Model ini secara lebih jelas bisa
dilihat dalam gambar berikut: Unsur-unsur dalam proses komunikasi ini
melipuiti:
a.
Sender:
Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.
b.
Encoding:
Penyandaian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang.
c. Message:
Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh
komunikator.
d.
Media:
Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.
e. Decoding:
Penguraian sandi, yakni proses di mana komunikan menetapkan makna pada lambang
yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
f.
Receiver:
Komunikan yang menerima pesan dari komunikator.
g.
Response:
Tanggapan, seperangkat reaksi dari komunikan setelah diterpa pesan.
h. Feedback:
Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan
kepada komunikator.
i. Noise:
Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat
diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang
disampaikan oleh komunikator kepadanya.
Model komunikasi di atas
menegaskan faktor-faktor kunci dalam komunikasi efektif. Komunikator harus tahu
khalayak mana yang akan dijadikannya sasaran dan tanggapan apa yang
diinginkannya. Ia harus terampil menyandi pesan dengan memperhitungkan
bagaimana komunikan biasanya mengurai sandi pesan. Komunikator harus mengirimkan
pesan melalui media yang efisien dalam mencapai khlayak sasaran.
Proses komunikasi pada hakekatnya
adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator)
kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini
dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan,
kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian dan sebagainya
yang timbul dari lubuk hati.
Hambatan Komunikasi
Hambatan dari Proses Komunikasi
·
Hambatan dari pengirim pesan, misalnya
pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal
ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional sehingga mempengaruhi
motivasi, yaitu mendorong seseorang untuk bertindak sesuai dengan keinginan, kebutuham
atau kepentingan.
·
Hambatan dalam penyandian atau simbol,
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga
mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan
penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
·
Hambatan media, adalah hambatan yang
terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan
aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan. Pada situasi pasca
gempa tersebut jaringan listrik dan telekomunikasi terputus sehingga untuk
menyampaikan dan menyalurkan pesan baik dari para korban kepada pemerintah/tim
rekonstruksi maupun sebaliknya.
·
Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan
terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima.
·
Hambatan dari penerima pesan, misalnya
kurangnya perhatian pada saat menerima / mendengarkan pesan, sikap prasangka
tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
·
Hambatan dalam memberikan balikan.
Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan
interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
Definisi Komunikasi Interpersonal
Efektif
Menurut
Muhammad (2005) Komunikasi Interpersonal merupakan proses pertukaran informasi
diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya diantara
dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya (komunikasi langsung).
Komunikasi efektif merupakan komunikasi yang
dilakukan komunikator (pengirim) untuk menyampaikan pesan dengan
jelas, benar dan baik. Serta menggunakan unsur lain yang digunakan sebagai alat
untuk berkomunikasi seperti handal dalam mengomunikasikan informasi.
Karakteristik
Komunikasi Interpersonal mencangkup dari:
a. Isi
pesan dan hubungan informasi yang ingin disampaikan.
b. Partisipasi
dan saling mempengaruhi
c. Ada
hubungan saling ketergantungan
d. Tidak
dapat ditarik kembali.
Prinsip
Komunikasi Interpersonal
a. Personalitas
hubungan
b. Empati
c. Saling
menghargai
d. Menjaga
keterbukaan dan iklim yang mendukung
e. Memperlihatkan
tingkah laku saling percaya
f. Memperkuat
Lebih
dahulu didefinisikan, komunikasi interpersonal sendiri adalah sebuah proses
penyampaian pikiran-pikiran / informasi dari seseorang kepada orang lain
melalui suatu cara tertentu (biasanya dalam komunikasi diadik), sehingga orang
lain tersebut mengerti apa yang dimaksud oleh penyampaian pikiran-pikiran /
informasi.
Komunikasi
interpersonal merupakan aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari
dan merupakan cara untuk menyampaikan dan menerima pikiran-pikiran, informasi,
gagasan, perasaan dan bahkan emosi seseorang sampai pada titik tercapainya
pengertian yang sama antara komunikator dan komunikan. Efektivitas komunikasi
bertujuan meningkatkan kesamaan arti antara pesan yang dikirim dengan pesan
yang diterima.
Komunikasi
interpersonal dikatakan efektif apabila memenuhi tiga persyaratan utama, yaitu
:
·
Pengertian yang sama terhadap makna
pesan indikator komunikasi dikatakan
efektif adalah makna pesan yang dikirim oleh komunikator sama dengan makna
pesan yang diterima oleh komunikan.
·
Melaksanakan pesan sukarela
Indikator
komunikasi interpersonal yang efektif adalah bahwa komunikasi menindaklanjuti
pesan tersebut dengan perbuatan dan dilakukan secara sukarela, tidak karena
dipaksa.
·
Meningkatkan kualitas hubungan
antar-pribadi
Efektivitas
dalam komunikasi interpersonal akan mendorong terjadinya hubungan yang positif
terhadap rekan keluarga dan kolega.
Komunikasi Interpesonal Efektif
dalam Organisasi mencakup
-
Componential
Saluran
formal. Yaitu salurang yang telah ditetapkan oleh organisasi. Pesan-pesan
mengalir ke dalam tiga arah, yaitu ke bawah, ke atas, dan ke samping.
Pesan-pesan ke bawsah terutama berisi informasi yang perlu bagi staf manapun
untuk melaksanakan tugas mereka, seperti kebijakan-kebijakan dan prosedur,
perintah dan permintaan yang diturunkan ke tingkat yang tepat dalam jenjang
hirarki.
Saluran
informal. Yaitu saluran terbentuk dari kesamaan kepentingan diantara
orang-orang dalam organisasi. Selentingan merupakan saluran yang sangat ampuh.
Diperkirakan dibutuhkan para manajer dalam membuat perencanaan diperoleh
melalui selentingan.
Jadi
jika ingin berkomunikasi dengan efektif, harus memahami saluran formal dan
saluran informal terlebih dahulu (Ludlow, R, & Ferguson, 2000).
-
Situational
Adanya
konteks fisik dan konteks sosial. Lingkungan fisik meliputi objek-objek fisik
tertentu. Banyak aspek komunikasi dapat mempengaruhi komunikasi-kenyamanan atau
ketidaknyamanan. Kemudian adanya konteks sosial menentukan hubungan sosial
antara sumber dan penerima, perbedaan posisi memengaruhi proses komunikasi, dan
sering lingkungan fisik menentukan konteks sosial (Mulyana & Jalaluddin,
1990).
Daftar
Pustaka
Effendy,
Onong Uchjana. (2003). Ilmu komunikasi; Teori dan Praktek. Bandung: Rosda.
Lasswell,
Harold D. (1972). The structure and function of communication in society
dalam
Wilbur Schramm, ed. Mass communication. Urbana – Chicago: University of
Illinois
Press.
Mulyana, D, Drs. (2009). Ilmu komunikasi : Teori dan praktek. Bandung
: PT Remaja
Rosdakarya
Effendy, O. (1999). Ilmu komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya