TUGAS KE-3 SOFTSKILL KESEHATAN MENTAL
STRESS DALAM
KEHIDUPAN
WINNY
PUSPASARI
Oleh
Shiervira Ratuismana
(16511745)
2PA06
Fakultas Psikologi
Jurusan Psikologi
Universitas Gunadarma
Jakarta
Pengertian
Stress
Stres menurut Hans Selye adalah respon tubuh
yang sifatnya nonspesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya. Bila
seseorang setelah mengalami stres mengalami gangguan pada satu atau lebih organ
tubuh sehingga yang bersangkutan tidak lagi dapat menjalankan fungsi
pekerjaannya dengan baik, maka ia disebut mengalami distres. Pada gejala stres,
gejala yang dikeluhkan penderita didominasi oleh keluhan-keluhan somatik
(fisik), tetapi dapat pula disertai keluhan-keluhan psikis. Tidak semua bentuk
stres mempunyai konotasi negatif, cukup banyak yang bersifat positif, hal
tersebut dikatakan eustres.
Selye (1936 ) telah menggambarkan bahwa
strees adalah suatu sindrom biologi atau badaniah. Didalam eksperimennya,
seekor tikus percobaan mengalami kedinginan pembedahan atau kerusakan sum-sum
tulang belakang, akan memperlihatkan suatu sindroma yang khas. Gejala-gejala
itu tidak tergantung pada jenis zat atau ruda yang menimbulkan
kerusakan,sindroma ini lebih merupan perwujudan suatu keadaan yang dinamakan
stress dengan gejala-gejala sistem bilogik mahluk hidup itu. Selye menekankan
bahwa stress terutama mewujudkan diri sebagai suatu reaksi badaniah yan dapat
diamati dan diukur. Stres merupakan suatu reaksi penyusuaian diri,suatu
sindroma penyusuaian umum terhadap rangsangan yang berbeda-beda.
Faktor-faktor stres, yaitu:
a. Faktor Sosial
Selain peristiwa penting, tugas rutin
sehari-hari juga berpengaruh terhadap kesehatan jiwa, seperti kecemasan dan
depresi. Dukungan sosial turut mempengaruhi reaksi seseorang dalam menghadapi
stres.
Dukungan sosial mencakup:
-
Dukungan emosional, seperti rasa dikasihi.
-
Dukungan nyata, seperti bantuan atau jasa.
- Dukungan informasi, misalnya nasehat dan keterangan mengenai
masalah tertentu.
b. Faktor Individual
Saat seseorang menjumpai stressor dalam
lingkungannya, ada dua karakteristik pada stressor tersebut yang akan
mempengaruhi reaksinya terhadap stressor itu yaitu: Berapa lamanya (duration)
ia harus menghadapi stressor itu dan berapa terduganya stressor itu
(predictability).
General Adaptation Syndrom (GAS)
Gas adalah respon fisiologis dari seluruh
tubuh terhadap stres. Respon yang terlibat di dalamnya adalah sistem saraf
otonom dan sistem endokrin. Di beberapa buku teks, GAS sering disamakan dengan
Sistem Neuroendokrin.
Tipe-tipe Stress
Tekanan
Tekanan dapat timbul dari dalam dan luar diri
kita, terkadang tekanan lebih sering timbul dari luar diri kita yaitu semisal
dari lingkungan. Bilamerasa sudah dalam keadaan tertekan kita harus bisa
mengutarakannya agar kita bisa terhindar dari keadaan stres tersebut.
Frustasi
Situasi ini timbul karena suatu kejadian hal
yang tidak mengenakan,semisal kita sudah berusaha belajar dengan baik dengan
harapan mendapatkan reward (nilai) yang baik atau sesuai dengan usaha yang kita
lakukan,tapi pada kenyataannya nilai yang kita dapat malah buruk,itu
mengakibatkan diri seseorang frustasi,terkadang menjurus ke perasaan putus asa.
Konflik
Situasi ini bisa timbul di karenakan dua
belah pihak mempunyai satu tujuan hanya jalannya berbeda,ini mengakibatkan
seseorang terjebak dalam sebuah konflik dan pastinya hal ini akan membuat
seseorang stress. Karena tidak semua orang bisa menghadapi konflik yang iya
terima,terkadang membutuhkan pihak ke 3 untuk menyelesaikan konflik yang mereka
alami:
- Konflik menjauh-menjauh: individu terjerat pada dua pilihan yang sama-sama tidak disukai. Misalnya seorang pelajar yang sangat malas belajar, tetapi juga enggan mendapat nilai buruk, apalagi sampai tidak naik kelas.
- Konflik mendekat-mendekat: Individu terjerat pada dua pilihan yang sama-sama diinginkannya. Misalnya, ada suatu acara seminar sangat menarik untuk diikuti, tetapi pada saat sama juga ada film sangat menarik untuk ditonton.
- Konflik mendekat-menjauh: Terjadi ketika individu terjerat dalam situasi di mana ia tertarik sekaligus ingin menghindar dari situasi tertentu. Ini adalah bentuk konflik yang paling sering dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus lebih sulit diselesaikan. Misalnya ketika pasangan berpikir tentang apakah akan segera memiliki anak atau tidak. Memiliki anak sangat diinginkan karena pasangan dapat belajar menjadi orang dewasa yang sungguh-sungguh bertanggungjawab atas makhluk kecil yang sepenuhnya tak berdaya. Di sisi lain, ada tuntutan finansial, waktu, kemungkinan kehadiran anak akan mengganggu relasi suami-istri, dan lain sebagainya. Kecemasan ini terjadi karena tingkat panik yang berlebihan dan tak bisa mengontrol paniknya itu,dan dia tidak bisa menghadapi keadaan di sekitarnya.
Stress yang dialami dalam kehidupan
sehari-hari, baik stress positif atau stress negative sulit untuk bisa
dihindari. Lalu apa yang harus kita lakukan untuk menghindari stress? Yang
dapat dilakukan adalah mengenali respon stress yang dialami, mencari sumber
stress (stressor) atau melakukan coping strategies (menangani stress). Dengan
melakukan tindakan tersebut, maka akan dapat mengatur stress dengan jauh lebih
baik serta menjalani hidup dengan lebih bahagia. Reaksi diri terhadap stress
dapat dilihat dari 4 tanda yaitu : fisik, kognitif, emosi dan tingkah laku.
Reaksi stress yang dapat dilihat melalui
fisik umumnya adalah :
-
Gagap dalam berbicara (sulit untuk bicara)
-
Detak jantung meningkat
-
Kepala pusing
-
Badan gemetaran
-
Kesulitan bernapas
-
Kelelahan yang berlebihan
-
Kesulitan tidur
Jika secara kognitif reaksi stress yang
muncul adalah :
-
berkurangnya konsentrasi
-
mudah lupa
-
munculnya pandangan negative terhadap diri sendiri
-
kreativitas menurun
-
hilangnya control pada diri sendiri
Sedangkan secara emosi, reaksi stress yang
muncul adalah :
-
mudah cemas
-
cepat tersingung
-
mudah marah
-
depresi
-
mudah menangis
-
menurunnya rasa percaya diri
-
munculnya pandangan negative pada diri dan orang lain
Dilihat dari tingkah laku, reaksi stress yang terlihat adalah:
-
tidak sabar
-
menjadi ceroboh
-
menarik diri dari lingkungan sekitar
-
merokok
-
penurunan dan peningkatan nafsu makan
-
pemakaian obat-obat terlarang
-
minum-minuman beralkohol
-
serta munculnya tingkah laku yang agresif seperti mengemudikan
mobil dengan kecepatan tinggi.
Pada kejiwaan, stress juga dapat
mengakibatkan gangguan seperti psikosomatik, yakni gangguan fisik yang
disebabkan atau dipengaruhi factor psikologis. Gangguan fisik yang menyangkut
unsure psikologi bentuknya dapat berupa:
-
asma
-
sakit kepala
-
serangan jantung
Gangguan neurotic yaitu suatu gangguan jiwa
yang ditandai oleh kecemasan yang dapat dirasakan dan diekspresikan secara
langsung atau dapat diubah (dikonversikan), disalahpindahkan, atau diwujudkan
pada tubuh.
Gangguan psikosotik, yakni suatu gangguan
jiwa yang serius dan menggangu kemampuan berpikir, emosi, berkomunikasi,
mengingat kembali, menafsirkan kenyataan dan berperilaku secara wajar.
Dalam hal ini individu sudah kehilangan sense
of reality sehingga tidak mampu lagi memenuhi tuntutan hidup yang biasa
sehari-hari.
Pendekatan Problem Solving Terhadap Stres
Kita mengatasi stres dengan cara mencari
penyebab stress itu sendiri (stressor). Setelah tahu penyebabnya, kita harus
bisa memilih mana jalan keluar terbaik untuk masalah kita, jika perlu, dengan
meminta bantuan orang lain.
Introvert
|
Ekstrovert
|
Kepribadian
introvert lebih suka menyendiri dan tertutup, tidak suka bergaul dengan orang
lain.
|
Kepribadian
ekstrovert lebih didominasi oleh unsur obyektif yang mengacu pada dunia luar.
|
Lebih
jelasnya kepribadian ini bisa digambarkan seperti berikut :
·
cenderung
depresi
·
rasa
takut
·
mudah
curiga
·
mudah tersinggung
·
apatis
dalam menjalani hidup
·
mudah
terluka perasaannya
·
emosi
labil
·
gugup
·
keras
kepala
·
kepriabdian
kaku
·
suka
melamun
·
sulit
tidur
|
Kepribadian
ekstrovert dapat digambarkan sebagai berikut :
·
energik
·
perhatian
sempit
·
gagap
·
mudah
mengalami kecelakaan
·
sering
sakit
·
mengembangkan
gejal histeria
·
ketakutan
yang berlebih (hipokondria)
·
tidak
tenang
·
terburu
– buru dalam melakukan pekerjaan
·
tidak
teliti
·
prestasi
kerja yang buruk
·
gagap
|
Individu
dengan kepribadian introvert umumnya memiliki tingkat kecerdasan di atas rata
– rata dengan pembendaharaan kata – kata yang realtif banyak dan baik.
|
Orang
ekstrovert cenderung memiliki tingkat intelegensi yang rendah dengan
pembendaharaan kata yang kurang, namun memiliki hubungan interpersonal yang
baik dengan kepribadian yang tidak kaku.
|
Namun
sayanganya hubungan interpersonalnya kurang dengan selera humor yang buruk.
Kepribadian introvert tidak menyukai lelucon terlebih lelucon yang menjurus
ke arah seks.
|
Stres
memiliki dua gejala, yaitu gejala fisik dan psikis
a.
Gejala Fisik
Gejala stres secara fisik dapat berupa
jantung berdebar, napas cepat dan memburu / terengah – engah, mulut kering,
lutut gemetar, suara menjadi serak, perut melilit, nyeri kepala seperti diikat,
berkeringat banyak, tangan lembab, letih yang tak beralasan, merasa gerah,
panas , otot tegang.
b.
Gejala Psikis
Keadaan stres dapat membuat orang – orang
yang mengalaminya merasa gejala – gejala psikoneurosa, seperti cemas, resah,
gelisah, sedih, depresi, curiga, fobia, bingung, salah faham, agresi, labil,
jengkel, marah, lekas panik, cermat secara berlebihan.
Manajemen Stress
Memanajemen stress berarti berusaha mencegah
timbulnya stress, meningkatkan ambang stress dari individu dan menampung akibat
fisiologikal dari stress. Adapun tujuan memanajemeni stress adalah untuk
mencegah berkembangnya stress jangka pendek menjadi stress jangka panjang atau
stress kronis.
Stress adalah bagian dari kehidupan manusia,
yang perlu kita lakukan adalah dapat dipertahankannya stress yang positif
konstruktif dan dicegah serta diatasi stress yang kronis, yang bersifat negatif
destruktif. Reaksi yang kita lakukan dalam menghadapi stress adalah “flight or
fight”, “melarikan diri”. Melarikan diri dari situasi stress secara psikologis
adalah melarikan diri dari dunia nyata ke dalam dunia khayal, mencoba melupakan
situasi yang penuh stress yang menimbulkan frustasi.
Teknik Penenangan Pikiran
Teknik penenangan pikiran memiliki tujuan
untuk mengurangi kegiatan pikiran, yaitu proses berpikir dalam bentuk
merencana, mengingat, berkhayal, menalar yang secara berkesinambungan kita
lakukan dalam keadaan bangun atau dalam keadaan sadar. Jika kita berhasil
mengurangi kegiatan pikiran, maka rasa cemas dan khawatir akan berkurang,
kesigapan umum untuk beraksi akan berkurang, sehingga pikiran menjadi tenang
dan stress pun berkurang. Teknik yang digunakan dalam penenangan pikiran adalah
:
1.
Meditasi
Konsentrasi adalah aspek utama dari
teknik-teknik meditasi. Dengan konsentrasi kita berusaha mengendalikan kegiatan
berpikir, mengendalikan kecenderungan pikiran kita untuk melamun, untuk
berpindah dari gagasan satu ke gagasan yang lain. Untuk memudahkan kita ketika
berkonsentrasi yang perlu kita lakukan ialah memusatkan pikiran pada satu hal,
satu kata, satu ungkapan yang kita ulang terus menerus selama waktu tertentu.
Meditasi menyebabkan adanya relaksasi fisik.
Pada saat yang sama meditator mengendalikan secara penuh penghayatannya dan
mengendalikan emosi, perasaan dan ingatan. Pikiran menjadi tenang, badan berada
dalam keseimbangan.
2.
Pelatihan Relaksasi Autogenik
Relaksasi autogenik adalah relaksasi yang
ditimbulkan sendiri. Teknik ini berpusat pada gambaran-gambaran berperasaan
tertentu yang kemudian terkait kuat dalam ingatan, sehingga timbulnya kenangan
tentang peristiwa yang akan menimbulkan pula penghayatan dari gambaran perasaan
yang sama.
Pelatihan relaksasi autogenik berusaha mengaitkan
penghayatan yang menenangkan dengan peristiwa yang menimbulkan ketegangan,
sehingga badan kita terkondisi untuk memberikan penghayatan yang tetap
menenangkan meskipun menghadapi peristiwa yang sebelumnya menimbulkan
ketegangan.
3.
Pelatihan Relaksasi Neuromuscular
Pelatihan relaksasi neuromuscular adalah satu
program yang terdiri dari latihan-latihan sistematis yang melatih otot dan
komponen-komponen saraf yang mengendalikan aktivitas otot.
Individu diajari untuk secara sadar mampu
merelaksasikan otot sesuai dengan kemauannya setiap saat. Untuk itu perlu
dikembangkan kesadaran perasaan pikiran tentang bagaimana rasa relaks adn
mempelajari bagaimana perbedaanya jika sedang tegang.
4.
Teknik Penenangan Melalui Aktivitas Fisik
Teknik penenangan melalui aktivitas fisik
bertujuan untuk menghamburkan atau untuk menggunakan sampai habis hasil-hasil
stress yang diproduksi oleh ketakutan dan ancaman, atau mengubah sistem hormon
dan saraf kita ke dalam sikap mempertahankan. Manfaat lain dari teknik
penenangan fisik adalah untuk menurunkan reaktivitas kita terhadap stress di
masa depan dengan cara mengondisikan relaksasi.
Aktivitas fisik memiliki sifat preventif
(penghindaran). Selama melakukan aktivitas fisik seluruh sistem badan
dirangsang untuk beraksi, bergerak. Setelah kegiatan, sistem-sistemnya memantul
dengan cara makin melambat, dengan demikian mendorong ke relaksasi dan
ketenangan.
Pengalaman Stress Negatif dan Positif
Ketika hubungan dengan teman-teman saya
merenggang, ada berbagai perasaan-perasaan yang tidak mengenakan terjadi.
Banyak hal-hal negatif yang mengelilingi saya, dan membuat saya menjadi drop
dan merasa dikucilkan sehingga menyebabkan stres berkepanjangan. Selama saya
dalam keadaan seperti itu, saya menjadi sulit untuk berkonsentrasi, tidak bisa
berfikir dengan baik dan cenderung diam serta menghindar. Namun ketika saya
mencoba untuk berintrospeksi diri kepada diri saya, saya bertanya pada diri
saya sendiri “apa saya akan terus dalam keadaan seperti ini?” lalu perlahan
tapi pasti, saya mencoba mencari jalan keluar terbaik dan memikirkan apa yang
harus saya lakukan untuk kedepannya.
Ketika saya sedang dalam masa instrospeksi
diri untuk menghindari stres berkepanjangan, akhirnya saya dapat menemukan
solusinya. Dengan cara, tidak berfikir egois dan percaya akan diri sendiri.
Saya bisa menyembuhkan stres yang saya alami saat mendapatkan masalah tersebut
dan saya menjadi pribadi yang terbuka dibandingkan yang dulu yang selalu
menutup diri. Adakalanya stres negatif ada baiknya dalam kehidupan kita, karena
dengan adanya stres negatif kita jadi tahu jika stres positif dapat memberikan
solusi ataupun jalan keluar akan masalah yang manusia hadapi.